Radar Singkil.co |- Aliansi Mahasiswa Pemerhati Aceh Singkil (Ampas) menilai ada yang janggal dalam pelaksanaan pelatihan pada Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Aceh Singkil.
Sekretaris Jendral Aliansi Mahasiswa Pemerhati Aceh Singkil (Sekjen Ampas) Syafriadi membeberkan beberapa alasan yang dinilai Ampas tidak sesuai.
Menurut Syafriadi bahwa pelaksanaan pelatihan tersebut sangat bertentangan dengan peraturan presiden republik indonesia (Perpres) nomor 68 tahun 2022 dalam pasal 1 ayat 2.
Dimana dalam Perpres tersebut, jelas Syafriadi semestinya para peserta pelatihan dapat memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu.
Namun fakta di lapangan yang Ampas dapati kata Syafriadi bertolak belakang karena masih minimnya pengalokasian fasilitas peralatan hingga ada pemotongan uang saku terhadap para peserta pelatihan.
“Bidang elektronik kurangnya peralatan di saat pelatihan yang diselenggarakan. Di perbengkelan ada pemotongan uang saku dan transportasi. di bidang pertukangan kurangnya bimbingan teknis dan hanya memanfaatkan kreatifitas dari masyarakat yang ikut,” kata Sekjen Ampas, Syafriadi
Syafriadi pun manaruh dugaan ada indikasi berbaur korupsi terhadap anggaran biaya pelaksanaan pelatihan yang mencapai hampir Rp 1 miliar efek dari minimnya pengalokasian fasilitas yang didapat para peserta.
Tidak berhenti di situ, Syafriadi juga menganggap pelatihan tersebut terlihat kurang efektif dan efesien bahkan lebih parahnya terkesan seperti asal asalan.
“Ironisnya di sini bukannya membuka peluang meningkatkan pertumbuhan ekonomi tapi terkesan abal-abal. Masyarakat hanya menjadi batu loncat/menjual masyarakat menjadi satire modal penggelapan anggaran,”ujarnya.
Syafriadi meminta agar aparat penegak hukum (APH) segera mengaudit pelaksanaan pelatihan tersebut.
Syafriadi mengatakan APH jangan lalai sebagaimana dugaannya atas pelatihan pada Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja tersebut karena seperti ada yang coba ditutupi.
“Anggaran yang begitu besar di kisaran satu milar, dan pengalokasian yang sangat minim. (kita menduga) ada indikasi yang berbaur korupsi (di situ). Kami meminta APH jangan lalai, dan kami akan memantau di karenakan banyak hal yang di tutup-tutupi oleh pihak Distransnaker.”pungkasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Aceh Singkil, Pahlevi menepis anggapan bahkan dugaan itu, ia menilai keterangan Ampas hanya kekurangan informasi yang seharusnya bisa dikonfirmasi dulu agar bisa berimbang.
Pahlevi menjelaskan bahwa soal anggaran yang disebut sebut hampir Rp 1 miliar, itu tidaklah benar melainkan Rp 775 juta.
“Tapi yang betul anggaran itu, Rp 775 juta. Jadi jangan bahasanya hampir hampir, itu sangat luas,”kata Pahlevi memberikan klarifikasi soal anggaran pelatihan saat dikonfirmasi media di kantor, pada Selasa (10/1/2023).
Begitupun soal minimnya pengalokasian bagi para peserta pelatihan, menurut Pahlevi peralatan itu difasilitasi sesuai kebutuhan di masing-masing bidang.
“Memang untuk elektronik atau bidang yang lainnya itu, tidak bisa di sama-samakan keperluan masing-masing bidang pelatihan. Artinya disesuaikan berdasarkan kebutuhan masing-masing bidang,”kata Pahlevi.
Pahlevi juga menegaskan soal pemotongan uang saku itu tidaklah benar. Hanya saja waktu itu dalam perencanaan tertulis pembayaran biaya pelatihan khusus pertukangan 1 hari.
Pahlevi menjelaskan bahwa itu terjadi karena salah ketik angka yang seharusnya 7 diketik 1, maklum agak sedikit tergesa-gesa karena pekerjaan akhir tahun atau pertengahan Desember 2022.
Namun, berkat empati para peserta pelatihan, kata Pahlevi akhirnya bisa di tutupi soal biaya yang dianggap dipotong itu dapat tertutupi.
“Hari ketiga kami tahu itu mereka tertulis dapat 1 hari (pembayarannya), kami cek di keuangan, tapi tidak bisa lagi dirubah karena sudah akhir tahun,”ujar Pahlevi.
Pahlevi mengatakan istilah kurang efektif, efisien, asal asalan bahkan terkesan embel-embel yang dilabelkan pada pelatihan tersebut menurutnya kurang tepat. Pahlevi beranggapan pelatihan itu sangat menjamin kompetensi yang didapat para peserta seperti keterampilan dan keahlian.
Itu dibuktikan kata Pahlevi para peserta pelatihan pada umumnya pemula itu sudah sangat mahir melakukan pekerjaan ketika diuji instruktur yang sudah berstandar sertifikasi nasional itu, bahkan mereka mendapatkan nilai cukup baik.
“Artinya ada kemajuan keterampilan para peserta pelatihan. Malah Instruktur sangat mengapresiasi peserta karena ada kemauan untuk belajar.
Secara umum kita sampaikan InsyaAllah pelaksanaan pelatihan berjalan dengan baik,”tegas Pahlevi. soal dugaan terindikasi berbaur korupsi sehingga Ampas meminta APH mengaudit kegiatan tersebut, menurut Pahlevi hal yang wajar.
Namun kata dia, alangkah baiknya Ampas ketika mendapatkan keterangan itu bisa konfirmasi dulu, bukan hanya mendengarkan pendapat dari satu pihak saja.
“Mungkin adek adek mahasiswa kurang informasi, itu wajar. Tapi kita sayangkan kalau bahasa itu sampai menuduh, jangan. Tapi dipertanyakan dulu,”harapnya.
Pahlevi menyatakan, bahwa pelatihan dengan tema “Membuka peluang kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh Singkil serta menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan kompetensi SDM” diikuti sebanyak 86 orang dari 5 bidang.
Pahlevi mengungkapkan bahwa pemerintah daerah melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Singkil juga memberikan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi para peserta pelatihan.
Disamping itu, kata Pahlevi mereka juga sudah menandatangani pakta integritas agar perlatan atau barang barang yang diberikan tidak diperjual belikan.
Dengan harapan, kata Pahlevi kehadiran mereka dapat berperan membuktikan dan membantu membuka peluang kerja dengan usaha mereka agar angka pengangguran di Aceh Singkil bisa berkurang.
“Sungguh sungguh lah kiranya seperti yang kita harapkan. Setelah selesai ini mereka terus berusaha dan jangan sampai barang barang (peralatan) itu dijual belikan. Pj bupati mengharap mereka betul betullah, paling tidak 75 persen mereka bisa berhasil dari pelatihan ini,”pungkasnya.